4 Cara Kemendikbudristek Percepat Penuhi Kebutuhan SDM Bidang Keamanan Siber
Cyberthreat.id – Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbudristek Profesor Nizam mengatakan pihaknya sedang berusaha mempercepat pemenuhan sumber daya manusia di bidang keamanan siber melalui program Kampus Merdeka.
“Kami saat ini berusaha mengakselerasinya melalui program Kampus Merdeka, untuk memudahkan siapa saja mendapatkan pelatihan terkait keamanan siber ini,” kata Nizam kepada Cyberthreat.id, Sabtu (18 Desember 2021).
Nizam menjelaskan, melalui Kampus Merdeka, mahasiswa dari prodi apapun bisa mengambil pelatihan intensif melalui program microcredentials bidang cyber security. Di program ini mahasiswa akan menerima berbagai pelatihan yang bersertifikasi sehingga setelah lulus mereka tidak hanya mendapatkan gelar dari prodinya saja, tetapi juga dilengkapi dengan keahlian khusus di bidang keamanan siber.
Program microcredentials telah bekerjasama dengan industri teknologi dunia, di mana mahasiswa akan menjalani pelatihan selama 5-6 bulan yang setara dengan 20 SKS. Para mahasiswa akan menerima setifikat setelah mengikuti program ini dan dapat bekerja di industri keamanan siber karena program ini telah diakui oleh dunia industri.
“Dari program ini kita berhasil melatih 60 ribuan talenta bidang keamanan siber, dan akan kita tingkatkan lagi di tahun depan,” kata Nizam.
Nizam menekankan, Kemendikbudristek lebih memilih penyiapan SDM ini melalui Kampus Merdeka karena dirasa lebih efektif dibandingkan membuka program baru di perguruan tinggi. Jika membuka program baru di perguruan tinggi akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyiapkan SDM di bidang keamanan siber, sementara kebutuhan SDM di bidang keamanan siber setiap tahun terus meningkat.
“Kalau membuka prodi baru, paling 1 angkatan bisa ambil 100 mahasiswa, perlu waktu 4 tahun baru menghasilkan 100 lulusan, kemudian untuk dapat 60 ribu berarti harus buka 600 prodi baru, perlu ribuan dosen, dan seterusnya, ini prosesnya tentu jauh lebih lama,” terang Nizam.
Nizam menambahkan, untuk meningkatkan jumlah SDM di bidang keamanan siber ini, Kemendikbudristek telah menyiapkan empat strategi utama.
Pertama, membuka prodi baru di bidang keamanan siber pada beberapa perguruan tinggi.
Kedua, melalui program microcredentials Kampus Merdeka.
Ketiga, melalui melalui peningkatan SDM pengajar di prodi yang terkait teknologi agar bisa memberikan kompetensi-kompetensi baru yang sangat dibutuhkan, seperti cyber security, big data, dan sebagainya.
Keempat, dengan membawa para profesional, pakar, pelaku industri ke dalam kampus untuk mengajarkan teknologi terbaru melalui program profesional mengajar.
“Semua ini kami lakukan agar bisa dengan cepat memenuhi kebutuhan SDM di bidang keamanan siber apalagi kita terus jadi target serangan siber,” tutup Nizam.
Sebelumnya, saat berbicara di acara peluncuran Cyber Security Hub Launch yang dilaksanakan oleh Universitas Sebelas Maret Solo pada Kamis (16 Desember 2021), Nizam mengatakan saat ini kebutuhan sumber daya manusia di bidang keamanan siber sangat besar. Namun, kebutuhan tersebut tidak bisa dipenuhi karena lulusan yang memiliki kompetensi di bidang keamanan siber masih sangat terbatas.
“Kebutuhan SDM cyber security sangat besar tetapi supply dari perguruan tinggi masih sangat rendah. Untuk itu sangat perlu untuk mengakselerasi pelatihan dan penyiapan ahli-ahli ahli-ahli cyber security,” kata Nizam.
Nizam menjelaskan, berbagai sektor di Indonesia saat ini sedang melakukan transformasi digital, sehingga menjadi sasaran empuk bagi para penjahat di ruang siber. Dalam sehari saja, ada jutaan serangan siber yang menyerang sistem digital di Indonesia yang berasal dari dalam dan luar negeri. Untuk itu, diperlukan ahli-ahli di bidang cybersecurity untuk mampu melindungi sistem digital yang sedang bertransformasi di Indonesia.
“Semua sektor membutuhkan ahli cyber security, mulai dari, pemerintah, perbankan, pendidikan, kesehatan, dan sektor lainnya yang sedang bertansformasi tentu membutuhkan perlindungan di bidang siber ini,” kata dia.
Nizam pun menyambut baik kehadiran Cyber Security Hub yang didirikan oleh pemerintah kota Solo dan Universitas Sebelas Maret. Ia berharap kehadiran Cyber Security Hub tersebut mampu membantu pemerintah dalam menyediakan tenaga dengan kompetensi di bidang keamanan siber. Dia pun mendorong agar perguruan tinggi lainnya bisa membangun Cyber Security Hub untuk memenuhi kebutuhan SDM di bidang keamanan siber.
Kehadiran Cyber Security Hub ini setidaknya membawa 3 fungsi utama. Pertama, membantu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya membangun kesadaran soal cyber security dan keamanan data. Kedua, menjadi pusat training guna mengembangkan SDM di bidang keamanan siber. Ketiga, sebagai pusat riset dan penelitian terkait dengan cyber security untuk mendukung proses transformasi digital di Indonesia.
“Kehadiran Cyber Cecurity Hub di Solo ini kami harapkan bisa membantu untuk mengembangkan talenta di bidang cyber security, termasuk riset dan pengembangan di bidang keamanan siber,” tambah Nizam. []
Editor: Yuswardi A. Suud