Serangan siber di Rumah Sakit Ganggu Pencatatan Rekam Medis dan Layanan UGD
Cyberthreat.id - Serangkaian serangan siber yang merusak fasilitas layanan kesehatan terjadi Amerika Serikat pada Hari Natal. Sebuah insiden melumpuhkan sistem pencatatan rekam medis elektronik di sebuah rumah sakit di Massachusetts dan menyebabkan mereka terpaksa harus menolak ambulans pada Hari Natal.
Rumah Sakit Anna Jaques, sekitar 35 mil sebelah utara Boston, “terbuka untuk semua pasien” pada hari Jumat karena rumah sakit tersebut berangsur pulih dari serangan tersebut, kata seorang juru bicara kepada WCVB-TV. Laporan mengatakan rumah sakit kembali menerima ambulans pada 26 Desember.
Fasilitas tersebut, yang merupakan bagian dari sistem Kesehatan Beth Israel-Lahey, belum merilis rincian tentang serangan tersebut, yang dilaporkan dimulai pada 24 Desember.
Seorang juru bicara tidak menanggapi pertanyaan tentang sifat insiden tersebut.
“Kami menghargai kesabaran masyarakat saat kami melakukan penyelidikan ini,” kata juru bicara rumah sakit seperti dilansir The Record baru-baru ini.
Rumah Sakit Anna Jaques dan Beth Israel-Lahey belum memposting informasi apa pun di media sosial tentang insiden tersebut.
Pejabat rumah sakit mengatakan mereka menghubungi profesional keamanan siber sebagai bagian dari respons terhadap insiden tersebut, menurut laporan pada hari Kamis oleh Daily News of Newburyport.
Serangan ini dan dampaknya sudah tidak asing lagi bagi siapa pun yang melacak serangan siber layanan kesehatan. Pada hari-hari menjelang Natal, sebuah rumah sakit di luar Kansas City, Missouri, terpaksa memindahkan pasiennya ke fasilitas lain.
Sebelumnya pada bulan Desember, sebuah pusat kanker di Seattle tidak hanya menghadapi serangan ransomware, namun juga mendapat beban tambahan karena mengetahui bahwa penjahat dunia maya juga memeras pasien secara individu.
Serangan juga mengganggu libur Thanksgiving di rumah sakit di New Jersey dan Pennsylvania.
Tren ini juga mencakup contoh global: Sebuah penyedia layanan kesehatan di Australia mengumumkan pada tanggal 22 Desember bahwa mereka mengalami pelanggaran data.[]