Utusan Setjen PBB: Indonesia Berpotensi jadi Episentrum Pengembangan AI Kawasan ASEAN
Cyberthreat.id - Indonesia mendapatkan pengakuan Sekretariat Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa atau United Nation Secretary-General (UNSG) sebagai episentrum dalam pengembangan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) di kawasan ASEAN.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan hal itu usai bertemu dengan Wakil Sekretaris Jenderal dan Utusan Teknologi UNSG Amandeep Singh Gill. Menurutnya, Wasekjen Amandeep memuji Indonesia yang memiliki potensi mengembangkan AI.
“Indonesia dipandang cukup penting oleh UN bahwa dengan 280 juta jiwa ini advance dalam soal pengembangan teknologi AI di kawasan. Potensinya cukup besar juga sebagai episentrum emerging technology yang ada di kawasan ASEAN,” ungkap Wamen Nezar Patria di Brdo Congress Centre, Kranj, Slovenia, Selasa (06/02/2024) waktu setempat.
Wamenkominfo menyatakan pengakuan dunia terhadap Indonesia khususnya di bidang teknologi merupakan kebanggaan tersendiri. Menurutnya, pengakuan tersebut diberikan karena konsistensi Indonesia dalam menyuarakan kesenjangan digital di kawasan ASEAN dan global.
“Kita mengusulkan untuk mengatasi digital divide dengan konsolidasi. Kita menyarankan untuk Global South-South Conference on AI Governance agar suara Asia, Afrika, serta Amerika Latin bisa terwadahi dengan lebih komprehensif. Karena itu, duta khusus untuk teknologi dari PBB ini memandang Indonesia cukup strategis dan menginginkan ada partisipasi yang lebih aktif,” jelasnya.
Wamen Nezar Patria menegaskan keterlibatan Indonesia dalam Forum Global UNESCO tentang Etika AI di Slovenia menjadi momentum yang tepat.
“Tentu kita melakukan sharing values di masing-masing region sehingga apa yang menjadi slogan dari UN bahwa dalam perkembangan penerapan kecerdasan artifisial ini no one left behind, no country’s left behind, no nation left behind,” tandasnya.
Wamenkominfo juga menekankan Indonesia memandang perlu adanya kesamaan pandangan dalam mengatasi kesenjangan digital atau digital divide dalam Tata Kelola AI Global.
“Sehingga untuk memenuhi aspek inklusivitas ini, kita juga menginginkan adanya dialog Global South-South dan Indonesia siap untuk memfasilitasi jika memang disetujui oleh UN,” tegasnya.[]