Buatlah Mereka Betah Bekerja

Head of Security Architecture AWS regional Asean | Myles Hosford

SUDAH menjadi pengetahuan umum bahwa ada kesenjangan pada keahlian dalam bidang keamanan. Menurut ISC, dibutuhkan 3 juta tenaga ahli untuk menutup kesenjangan tersebut. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah. Persaingan dalam berebut tenaga ahli di bidang keamanan Cloud makin ketat. Ada baiknya masing-masing perusahaan meninjau kembali cara mereka merekrut. 

Saat ini, terjadi lonjakan tren perusahaan yang bermigrasi ke Cloud. Kunci untuk mempertahankan tenaga ahli di bidangnya untuk tetap bertahan di perusahaan adalah dengan menerapkan strategi perekrutan yang lebih berani, fokus berinvestasi pada teknologi yang tepat, serta pengembangan SDM baik dari dalam maupun di luar organisasi. Jangan hanya menunggu saja dan berharap mereka yang menghampiri. 

Berikut empat cara bagaimana merekrut tenaga ahli dalam bidang keamanan. Buatlah mereka betah bekerja di perusahaan:

1. Buka pintu lebar-lebar untuk mereka.

Selama ini, industri teknologi dianggap eksklusif bagi mereka yang belum mengenalnya. Perusahaan perlu secara proaktif menjaring calon karyawan potensial mereka dari beragam latar belakang dan melatih mereka apabila mereka ingin lebih banyak orang tertarik untuk memasuki dunia keamanan dan komputasi Cloud, terlepas apapun ras, agama, kewarganegaraan, maupun usia mereka. 

Langkah selanjutnya adalah mendorong pucuk pimpinan maupun spesialis di area strategis perusahaan untuk lebih proaktif tampil di acara-acara, seperti konferensi, lokakarya, hingga hackathon untuk para pemula.

Pendekatan seperti inilah yang dibutuhkan untuk menjembatani kesenjangan antara perusahaan dengan potensi-potensi SDM di masa depan. Satu hal yang patut dipertimbangkan selanjutnya adalah harga tiket masuk diusahakan agar bisa menjangkau kalangan-kalangan potensial tersebut. 

2. Jadilah inspirasi.

Di saat seperti ini, perwakilan perusahaan hendaknya dapat memposisikan diri sebagai mentor bagi talenta-talenta muda. Menginspirasi mereka untuk makin tertarik memasuki dunia industri. Untuk itu, perusahaan perlu mendorong tim keamanan dan Cloud untuk lebih proaktif menyampaikan ulasan dan pandangan mereka melalui media konvensional maupun blog, sebagai wadah berbagi wawasan agar mereka makin tertarik untuk bergabung.

Program mentorship juga bisa membantu perusahaan untuk menarik minat SDM baru yang potensial. Kehadiran mentor penting artinya bagi mereka yang baru saja masuk ke industri ini, pindah tempat kerja, atau punya posisi baru di perusahaan. Talenta baru butuh dukungan, merasa nyaman dengan adanya mentor. Bisa menjadi inspirasi atas pencapaian yang telah mereka torehkan.  

Namun, untuk menyukseskan program mentorship, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek-aspek gender dan keanekaragaman. Sebagai contoh, menurut ISACA, 48% wanita merasa kekurangan mentor perempuan adalah salah satu hambatan terbesar yang mereka hadapi. Agar wanita tetap konsisten berkarya di industri keamanan dan Cloud, perusahaan perlu menampilkan sosok-sosok yang bisa menuntun mereka menuju kesuksesan.

3. Investasi SDM sangat penting.

Selain memanfaatkan program mentoring dalam pengembangan kualitas karyawan, perusahaan perlu mengimplementasikan program-program pelatihan intensif yang dirancang untuk mengoptimalkan talenta yang dimiliki. Manfaatnya tentu akan dirasakan bersama oleh perusahaan maupun karyawan itu sendiri. 

Pertama, buat karyawan merasa nyaman untuk menggunakan teknologi baru seperti cloud dalam meningkatkan keamanan siber perusahaan. Lengkapi kompetensi karyawan dengan teknologi mutakhir, seperti cloud dalam memperkuat lapis keamanan di lingkungan perusahaan. Keamanan meningkat dan staf juga bisa lebih fokus dalam menggali lebih dalam lagi beragam aspek terkait keamanan siber. Cara ini membuat mereka makin kompeten dan betah bekerja di perusahaan Anda. Tak perlu biaya untuk perekrutan yang tak perlu dan memudahkan dalam mencari SDM baru yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Pendekatan ini menjadi berguna terutama jika perusahaan sedang mengisi kekosongan pada posisi-posisi yang tak punya banyak peminat. Sebagai contoh, bidang manajemen keamanan/manajemen risiko. Selama ini dianggap sebagai posisi kedua yang tersulit untuk mencari SDM yang mau mengisinya, menurut majalah CIO. Dengan mengenali dan melatih karyawan yang sudah ada, posisi-posisi yang sulit diisi menjadi lebih mudah diisi dengan biaya yang relatif lebih kecil. 

Cara tersebut sudah dilakukan oleh M&S. Malahan, mereka membawanya selangkah lebih maju dengan menyelenggarakan Data Academy dan Data Fellowship. Kedua program tersebut mengajarkan karyawan yang mengerjakan fungsi sehari-hari seperti ritel tentang teknologi-teknologi baru serta alat analitik data. Melalui program ini, mereka dapat memperoleh kualifikasi analitik data yang diakreditasi oleh British Computing Society dan melompat ke area-area lain. Menempuh jalan yang serupa, perusahaan-perusahaan dapat mempertimbangkan untuk melatih karyawan dalam bidang keamanan dan Cloud. 

Di luar pelatihan secara internal, bisnis perlu meningkatkan kemampuan masyarakat secara luas dan fokus pada SDM yang memang punya minat dan komitmen tinggi untuk menempati posisi-posisi penting di ranah digital. 

AWS juga melakukan hal serupa melalui pelatihan yang dinamakan "re:Start" dan pelatihan penempatan pekerjaan. re:Start mendidik anak-anak muda, bahkan veteran mengenai perkembangan dunia peranti lunak mutakhir, tren-tren dalam keamanan siber dan cloud, serta membantu setiap individu dengan segala tingkat kemampuan untuk mengembangkan kapasitasnya. 

Pelatihan ini termasuk pengenalan mengenai keamanan dalam cloud dan pelatihan untuk AWS Security, Identity, and Access Management. Terdapat juga program penempatan pekerjaan untuk membantu AWS mencari karyawan dengan keahlian tinggi di bidang cloud.

4. Buat mereka betah, berikan benefit, dan sebagainya.

Ketika perusahaan memiliki tim keamanan yang kuat, perusahaan perlu membuat mereka betah. Ini adalah hal yang krusial bagi perusahaan. Kuncinya adalah, beri mereka peran yang bervariasi sehingga membuat mereka selalu merasa antusias dengan pekerjaan mereka. Namun, acap kali mereka merasa direpotkan dengan rutinitas, seperti melakukan updating, patching, dan auditing, serta memastikan bahwa lingkungan IT tetap aman. Walaupun ini krusial, karyawan tidak jadi teralihkan untuk berpikir ke hal-hal yang lebih krusial strategis terkait keamanan.

Beralih ke cloud adalah solusi, karena platform cloud terbaik dilengkapi dengan kemampuan untuk melakukan otomatisasi pekerjaan-pekerjaan berat, sehingga tim keamanan IT perusahaan bisa lebih fokus pada aspek-aspek yang lebih krusial. Merekapun menjadi lebih betah untuk tetap bekerja di perusahaan Anda.

Kesempatan untuk naik jabatan dan karir juga dianggap sebagai insentif bagi karyawan untuk mempertahankan kesetiaan mereka bekerja di suatu perusahaan. Gaji yang besar saja tidak cukup untuk menarik mereka bergabung, maupun membuat mereka betah. Perusahaan perlu memikirkan tentang paket benefit untuk karyawan secara holistik, dimana peningkatan karir perlu diseimbangkan dengan gaya hidup yang disesuaikan dengan prioritas masing-masing individu. 

Sebagai contoh, karyawan dapat memilih antara beberapa pilihan benefit, seperti tunjangan anak, tunjangan kesehatan, ataupun bekerja secara fleksibel. Yang tak kalah penting adalah menanyakan pendapat dari karyawan tentang manfaat yang ditawarkan secara berkala dan menyesuaikannya.

Masih belum jelas, apakah kita memang tengah menghadapi kesenjangan di bidang keamanan ataukah perusahaan melewatkan kesempatan untuk melatih dan mengembangkan keahlian-keahlian karyawan-karyawan berpotensi. Bagaimanapun juga, tak dapat dipungkiri bahwa perusahaan dapat mengisi kesenjangan tersebut dengan cara meningkatkan ketertarikan dan minat karyawan melalui program pelatihan teknologi cloud, mengembangkan karyawan lewat program mentorship. 

Mereka perlu lebih proaktif dalam menjaring kandidat-kandidat potensial melalui ajang-ajang keamanan dan Cloud, hingga ke institusi-institusi pendidikan. Dengan menawarkan beragam benefit untuk masing-masing karyawan, cara ini diharapkan akan bisa membuat mereka unggul dalam berebut talenta-talenta baru di bidang keamanan dan cloud.

Penulis adalah Head of Security Architecture Amazon Web Services (AWS) regional Asean