Twitter Sedang Bekerja untuk Aktifkan Lagi Verifikasi Centang Biru

Ilustrasi centang biru akun terverifikasi di Twitter

Cyberthreat.id - Setelah bertahun-tahun menunda janji memperbaiki kebijakan verifikasi yang berantakan, Twitter tampaknya akan segera memudahkan pengguna untuk mendapatkan tanda centang biru.

Hal itu terlihat dari sebuah tangkapan layar yang diunggah oleh peneliti aplikasi Jane Machun Wong. Gambar itu memperlihatkan adanya menu "permintaan verifikasi" di pengaturan akun Twitter.

Seperti diketahui, Jane Machun Wong adalah reverse-engineering yang kerap memberikan bocoran apa yang sedang dikerjakan oleh perusahaan teknologi di aplikasinya. (Baca: Mengenal Jane Wong, Si Cantik Pembocor Rahasia Perusahaan Teknologi). 

Kepada The Verge, Twitter mengonfirmasi tweet Jane, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.

Pada halaman 'bantuan perusahaan', Twitter mengatakan program akun terverifikasi masih ditangguhkan. Twitter tidak menerima permintaan baru saat ini. Jadi, belum jelas kapan Twitter akan membuka kembali verifikasi dengan tanda centang biru untuk penggunanya.

Sebelumnya, Twitter memberi tanda centang biru di sebelah nama-nama akun yang telah diverifikasi sebagai tanda akun asli. Kebanyakan adalah akun milik publik figur. Namun, fitur itu dihentikan pada November 2017 setelah Twitter memverifikasi supremasi orang kulit putih dan menuai banyak protes. Itu lantaran orang tersebut pernah mencuit komentar yang meremehkan tentang Heather Heyer, seorang wanita yang tewas selama reli Charlittesville 2017.

Belum jelas seperti apa aturan mainnya jika nanti verifikasi itu kembali dibuka. Sebelumnya, CEO Twitter Jack Dorsey mengatakan verifikasinya "rusak" dan dia ingin status terverifikasi terbuka untuk semua orang.   

Laman Engadget menyebutkan, meskipun menghentikan verifikasi publik pada 2017, diam-diam Twitter terus memverifikasi ribuan akun setiap bulan melalui "pintu belakang" yang hanya tersedia bagi mereka yang memiliki koneksi ke orang dalam Twitter.

Baru-baru ini, perusahaan meningkatkan jumlah akun terverifikasi kepada dokter dan ahli kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya untuk mempromosikan sumber informasi yang dapat dipercaya tentang pandemi Covid-19. []

Editor: Yuswardi A. Suud